Alba News | Jumat, 16 Mei 2025. Berikut ini naskah khutbah Jumat Tpa Alba tahun 1446H/2025. Sekiranya ada yang berlebih, dikurang. Ada yang kurang boleh di tambah. Semoga bermanfaat. Unduh naskah versi pdf pada tautan ini:
Unduh naskah versi pdf pada tautan ini: Khutbah Jumat 2025_menjaga wudu
________________________
Menjaga Wudu
Afid Burhanddin
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لآَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Wasiat takwa senantiasa mengawali setiap khutbah Jumat. Kelak di akhirat nanti, tidak ada yang bermanfaat, kecuali buah dari ketakwaan kita. Untuk itu, mari bersama-sama, meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi, pada masalah yang sedang kita hadapi. Dan kita juga dilimpahi rezeki, yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana janji Allah dalam Surah At Talaq Ayat 2 dan 3:
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia (Allah) akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
Jamaah Jumat rohimakumullah
Sebagaimana kita ketahui bahwa, penentu awal sah tidaknya salat kita adalah wudu. Apabila wudu kita tidak sah, maka salat pun otomatis tidak sah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami aturan-aturan di dalam berwudu. Jangan sampai ada sesuatu yang menjadikan wudu kita tidak sah, sehingga berpengaruh kepada salat kita.
Allah berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 6:
يَٓا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”
Berdasarkan ayat tersebut, terdapat empat perkara penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam berwudu, yakni: membasuh muka, membasuh kedua tangan, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki. Jika empat aspek ini kita tinggalkan, maka dapat dipastikan, wudu kita menjadi tidak sah. Inilah yang kemudian disepakati oleh jumhur ulama menjadi bagian dari rukun wudu.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Setelah kita melaksanakan wudu dengan teliti, ada suatu amalan yang memiliki keutamaan dalam Islam, yang masih berkaitan dengan hal ini, yaitu menjaga wudu. Memang menjaga wudu terus menerus, bukanlah menjadi kewajiban. Namun ada keutamaan di balik amalan ini.
Menjaga wudu adalah salah satu ciri orang yang beriman. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ اِسْتَقِيْمُوْا وَلَنْ تُحْصُوْا وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوْءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
“Dari Tsauban, ia berkata: ‘Rasulullah Saw. bersabda: “Istikamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Beramallah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah salat, dan tidak ada yang menjaga wudu kecuali orang mukmin.” (HR Ibnu Majah).
Hadis ini menjelaskan bahwa tidak ada orang yang mampu menjaga wudunya kecuali orang-orang yang mukmin. Menjaga wudu merupakan kegiatan yang senantiasa memperbaharui wudu, setelah wudunya batal karena hadas atau karena hal-hal lainnya.
Suatu ketika, Rasulullah Saw pernah menceritakan bahwa ketika beliau diperlihatkan surga, salah satu yang didengarnya adalah suara sandal kaki Bilal bin Rabah. Rupanya, ketika ditanya oleh Rasulullah, Bilal menjawab, bahwa salah satu amalan hariannya adalah selalu menjaga wudu. Kisah ini diabadikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ لِبِلاَلٍ: «يَا بِلاَلُ، حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ في الجَنَّةِ» قَالَ: مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِيْ مِنْ أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُوْرِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ،وَهَذَا لَفْظُ البُخَارِي.
Dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang satu amalan yang engkau lakukan di dalam Islam yang paling engkau harapkan pahalanya, karena aku mendengar suara kedua sandalmu di surga.” Bilal menjawab, “Tidak ada amal yang aku lakukan yang paling aku harapkan pahalanya dari pada aku bersuci pada waktu malam atau siang, pasti aku melakukan salat dengan wudu tersebut sebagaimana yang telah ditetapkan untukku.” (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Jamaah Jumat rohimakumullah
Kita perlu tahu bahwa wudu adalah bagian dari ibadah. Ada pahala dan hikmah bagi orang yang senantiasa menjaga wudu, meskipun wudunya bukan dalam rangka melaksanakan salat wajib saja. Apa hikmah atau keutamaan menjaga wudu?
Kesatu, menjaga wudu adalah bagian dari wujud keimanan kita. Hal ini sebagaimana perkataan Rasulullah Saw:
اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْـمَـانِ
“Bersuci adalah sebagian iman”. (HR. Muslim)
Kedua, dengan menjaga wudu, dosa-dosa akan diampuni oleh Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, dengan menyempurnakan wudu maka dosa-dosa seakan keluar dari bawah kuku kita luntur bersama dengan air yang mengalir. Rasulullah Saw bersabda:
 عَنْ عُثْمَانَ بْنُ عَفَانِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ. رواه مسل
“Usman Ra. meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda: Siapa yang berwudu dan menyempurnakan wudunya, maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya hingga dosanya itu keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR Muslim).
Ketiga, orang yang menjaga wudu, akan bercahaya wajahnya di hari kiamat. Seorang muslim yang menjaga wudunya, menyempurnakannya, dan memperbanyak amalnya, akan menjadi ahli iman pada hari kiamat kelak. Abu Hurairah Ra. berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda,
إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ اٰثَارِ الْوُضُوْءِ, فَمَنْ اِسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
“Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudu, barang siapa diantara kalian bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan” (Mutafaqun alaih)
Keempat, orang yang menjaga wudu akan diberi balasan surga. Meskipun wudu nampak sepele, namun amalan ringan ini apabila dirutinkan, maka bisa menjadi jembatan menuju surga. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Uqbah bin Amir Ra., bahwa Rasulullah berkata:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوْءَهُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
“Tidaklah seorang muslim berwudu lalu membaguskan wudunya kemudian salat dua rakaat, ikhlas mengharap wajah Allah, maka dia akan masuk Surga”. (HR Muslim)
Jamaah Jumat rohimakumullah
Banyak jalan untuk menuju Surga, salah satunya adalah dengan menjaga wudu. Batal, wudu. Batal, wudu lagi. Demikian seterusnya. Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah dalam menjaga wudu ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)
فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَٓاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَ الْمُسلِمِيْنَ وَ المُجَاهِدِيْنَ فِيْ فَلِسْطِيْنَ. اللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِيْمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِهِمَ وَ وَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ. اللّٰهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِيْنَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وُّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 
                        