Khutbah Jumat: Meneladani Uwais Al Qorni

Alba News | Jumat, 27 Desember 2024. Berikut ini naskah khutbah Jumat Tpa Alba tahun 1446H/2024 spesial bulan Jumadil Akhir. Sekiranya ada yang berlebih, dikurang. Ada yang kurang boleh di tambah. Semoga bermanfaat.

Unduh naskah versi pdf pada tautan ini: Khutbah Jumat 2024_Uwais Al Qorni

__________________________

Uwais Al Qorni

Afid Burhanddin

       اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ  وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

 Jamaah Jumat rohimakumullah

Wasiat takwa senantiasa dan akan terus mengawali setiap khutbah Jumat. Kelak di kehidupan abadi di akhirat nanti, tidak ada yang bermanfaat, kecuali buah dari ketakwaan kita kepada Allah. Untuk itu, mari bersama-sama, meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sepenuh hati kita laksanakan semua kewajiban-Nya, sekuat tenaga kita tinggalkan seluruh larangan-Nya.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Allah SWT berfirman dalam Surah Al Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam ayat tersebut tergambar jelas bahwa Allah menciptakan manusia dengan ragam yang berbeda-beda. Berbeda karena jenis kelaminnya, bangsanya, bahkan hingga sukunya. Allah tidak mengunggulkan satu dengan yang lainnya karena alasan itu. Tapi Allah melihat seberapa tingkat ketakwaan mereka kepada-Nya. Karena ketakwaan itu, Allah kemudian memberikan predikat sebagai ‘orang yang paling mulia’.

Sesungguhnya ‘orang yang paling mulia’ adalah mereka yang senantiasa berbuat kemuliaan berupa ketakwaaan. membedakan antara orang mulia dengan orang yang dimuliakan.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Siapa ‘orang mulia’ itu? Orang mulia adalah mereka yang dimuliakan Allah karena senantiasa berbuat kemuliaan dengan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya. Sedangkan ‘orang yang dimuliakan’ adalah mereka yang secara sosiologis dihormati masyarakat karena memiliki latar belakang tertentu. Misalnya: jabatan, keturunan, kekayaan, keahlian dan sebagainya.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Apakah orang mulia di sisi Allah, otomatis menjadi orang yang dimuliakan di dunia ini? Dihormati oleh masyarakatnya? Namanya dikenal oleh semua warga? Jawabannya, tidak. Secara faktual, ada orang mulia di sisi Allah, namun di masyarakat diremehkan, tidak dianggap, bahkan dijauhi. Ada sebagian dari masyarakat kita yang mendudukan seseorang, melabelkan status mulia,  berdasarkan dari latar belakang bersifat duniawi. Karena jabatannya misalnya, kekayaannya, nasabnya, dan lain sebagainya.

Barangkali ada di antara kita, yang sedang diremehkan oleh masyarakat, tapi justru oleh Allah dimuliakan. Sebaliknya, barangkali ada di antara kita, yang dimuliakan oleh masyarakat, tapi hina di sisi Allah. Mari sama-sama mawas diri. Sama-sama kita instrospeksi.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Salah satu contoh orang mulia di sisi Allah tetapi tidak dimuliakan oleh masyarakatnya adalah Uwais Al Qarni. Seorang pemuda miskin yang tinggal di Yaman. Hidup sezaman dengan Rasulullah. Tapi tidak pernah bertemu dengan Rasulullah.

Uwais menjalani kehidupan yang sulit bersama ibunya yang janda. Uwais pernah menderita penyakit kusta. Pakaiannya hanya ada dua helai. Uwais bekerja sebagai penggembala hewan ternak dengan upah tak seberapa. Dengan keadaan Uwais yang seperti itu, ia sering ditertawakan, diolok-olok, dihina, dan dituduh mencuri ini, mencuri itu. Uwais menerima dengan sabar semua perlakuan masyarakat kepada dirinya.

Pada suatu hari ada seseorang yang bermaksud memberikan sedekah berupa dua helai pakaian, Uwais menolak. Kepada orang tersebut, Uwais mengatakan: “Nyuwun pangapunten, ampun nggih. Saya khawatir jika pakaian ini saya terima, nanti orang-orang curiga kepada saya. Mereka pasti tidak percaya dengan jawaban saya. Mereka akan mengira jika ini hasil menipu atau mencuri.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Sungguhpun Uwais Al-Qarni hidup dalam kemiskinan, tidak dimuliakan oleh masyarakat, namun ia tetap menjalani kehidupannya dengan penuh ketakwaan. Bahkan ketakwaannya diakui oleh Rasulullah, meskipun diantara mereka belum pernah saling bertemu.

Hal yang sangat menonjol dari ketakwaan Uwais sebagaimana diceritakan Rasulullah adalah baktinya kepada ibu. Sejak kecil, Uwais selalu taat dan hormat kepada ibunya. Ketika sang ibu telah tua dan lumpuh, bakti Uwais kepada sang ibu semakin bertambah.

Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. Ibunya berkata: “Nang, koyone ibu umure wis ora suwe. Neng Ibu pengen munggah Kaji”, pinta Ibunya.

Uwais tercenang dengan permintaan ibunya. Padahal perjalanan dari Yaman ke Mekkah sangatlah jauh. Melewati padang pasir tandus. Gersang dan panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekar anak sapi. Uwais membuatkan kandang sapi di puncak bukit. Setiap pagi, ia bolak-balik menggendong anak sapi itu naik turun bukit.

Orang yang melihat tingkahnya, menyangka Uwais sudah gila. Uwais tetap menggendong sapi naik turun bukit setiap hari. Makin hari anak sapi itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak sapi yang membesar itu, Uwais tidak merasakan berat lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Otot dan tenaga Uwais makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Rupanya apa yang dikerjakannya itu merupakan latihannya untuk menggendong ibunya menuju Makkah. Ia rela menempuh usaha yang sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Sebenarnya Uwais sangat rindu untuk bertemu Rasulullah SAW, namun karena kesibukannya menjaga ibunya, ia urungkan niat itu. Akhirnya pada suat ketika, ibunya mengizinkan Uwais untuk pergi ke Madinah demi menemui Rasulullah.

Tibalah Uwais Al-Qarni di kota Madinah. Ia segera menuju rumah Rasulullah. Namun sesampainya di sana, ia tidak berjumpa dengan Rasulullah. Ia hanya berjumpa Aisyah. Uwais teringat pesan ibunya untuk segera pulang sesampainya di Madinah. Meski Uwais  tidak berjumpa Rasulullah, ia tetap segera pulang ke Yaman.

Meski Rasulullah tidak berjumpa dengan Uwais, rupanya beliau tahu. Beliau jelaskan kepada Aisyah bahwa Uwais adalah sosok yang sangat berbakti kepada ibunya. Ia tak terkenal di kalangan penduduk bumi, tetapi sangat terkenal di kalangan penduduk langit.

Sedemikian istimewa Uwais hingga Rasulullah menceritakannya kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib:

 سَيَقْدَمُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ, فَدَعَا اللهَ لَهُ فَأَذْهَبَهُ اللهُ، فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَهُ

  “Kelak akan datang seorang laki-laki bernama Uwais. Ia memiliki belang putih. Ia berdoa agar Allah menghilangkan belang itu, maka Allah menghilangkannya (kecuali di lengannya). Barang siapa di antara kalian bertemu dia, maka temuilah dia dan mintalah padanya untuk memintakan ampunan kepada Allah.”

Pesan tersebut akhirnya benar dilaksanakan oleh Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab ketika Rasulullah telah wafat. Kepada Uwais, ia kisahkan pesan Rasulullah itu. Uwais hanya bisa menangis. Akhirnya Uwais bersedia memenuhi permintaan tersebut dengan memanjatkan doa ampunan kepada Allah bagi keduanya.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Semoga kisah dari Uwais Al Qorni ini mampu menjadikan teladan untuk kita semua. Dari mimbar ini saya mengajak kepada para jamaah semua, mari berlomba-lomba mengistiqomahkan amalan harian kita. Kita buat diri kita memiliki kekhasan amalan harian yang berbeda dengan orang lain. Dengan demikian kita bisa mendapat predikat orang mulia di sisi Allah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

 الْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)

فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَٓاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَ الْمُسلِمِيْنَ وَ المُجَاهِدِيْنَ فِيْ فَلِسْطِيْنَ. اللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِيْمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِهِمَ وَ وَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ. اللّٰهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِيْنَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وُّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ