Alba News | Kamis, 12 September 2024. Berikut ini naskah khutbah Jumat Tpa Alba tahun 1446H/2024 spesial bulan Rabiul Awal. Sekiranya ada yang berlebih, dikurang. Ada yang kurang boleh di tambah. Semoga bermanfaat.
Unduh naskah versi pdf pada tautan ini: Khutbah Jumat 2024_Syaibah bin Hāsyim
____________________________
Syaibah bin Hasyim
Afid Burhanddin
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Wasiat takwa senantiasa dan akan terus mengawali setiap khutbah Jumat. Karena kelak di kehidupan abadi di akhirat nanti, tidak ada yang bermanfaat untuk kita, kecuali buah dari ketakwaan kita kepada Allah. Untuk itu, mari bersama-sama, meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Sepenuh hati kita laksanakan semua kewajiban-Nya. Sekuat tenaga kita tinggalkan seluruh larangan-Nya.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Insyaallah dalam beberapa hari ke depan, kita akan memasuki tanggal 12 Rabiul Awal 1446 H. Selalu ada kisah di setiap datangnya hari itu. Hal ini disebabkan, di tanggal itu telah lahir seorang manusia mulia yang menjadi akhir dari estafet risalah kenabian. Dialah Muhammad, sang utusan Allah.
Dalam khutbah ini, kami ini mengungkap kisah tentang perjuangan seseorang yang erat kaitannya dengan Nabi Muhammad. Dia adalah Syaibah bin Hasyim. Namanya masih asing di telinga kita bukan? Lalu siapa dia? Apa perannya? Baik, mari kita mulai.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Kisah ini kami mulai dari munculnya air zamzam di Makkah. Yang jaraknya hanya 20 meter-an dari Kakbah. Dan hampir semua kita sudah tahu bahwa kisah sumur Zamzam ini berkaitan dengan Ibrahim, Hajar dan Ismail.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Setelah ke sana kemari mencari air, naik turun bukit Shafa dan Marwa, akhirnya perjuangan Hajar membuahkan hasil. Di bawah telapak kaki bayi yang bernama Ismail itu, munculah mata air yang memancarkan air demikian derasnya. Ini adalah cikal bakal sumur Zamzam.
Tersebarlah berita ke seantero Makkah bahwa telah muncul mata air yang besar. Tempat itu kemudian ramai. Para kabilah yang lewat di Makkah, selalu menyempatkan singgah di tempat sumur Zamzam tersebut.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Tak berselang lama, Makkah kemudian kedatangan dua suku besar dari Yaman, yaitu Kabilah Jurhum dan Kabilah Qathura. Kedua kabilah tersebut berada di Makkah dan meminta izin kepada Hajar untuk tinggal, dan Hajar mengizinkan. Mereka lalu memanfaatkan Zamzam untuk kebutuhan hariannya.
Singkat kisah, setelah wafatnya Hajar dan Ismail, kedua kabilah ini berselisih. Dan peperangan tak bisa dihindari. Akibat dari peperangan itu, suku Jurhum berhasil menjadi penguasa di Makkah. Namun mereka tidak amanah menjadi pemimpin. Kezaliman demi kezaliman dilakukannya.
Suku-suku lain yang mendengar perbuatan orang-orang Jurhum, tidak rela jika wilayah Kabah dihuni oleh kaum zalim. Akhirnya, Bani Kinanah dan Bani Khuza’ah, salah satu suku di Makkah, bersatu untuk mengusir mereka dari tanah suci.
Terjadilah pertempuran besar antara kedua belah pihak. Akhrinya, pertempuran berakhir dengan kekalahan Jurhum. Mereka pun diusir dari Makkah dan kembali ke negeri asalnya, Yaman.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Namun sebelum pergi, mereka mengubur rapat-rapat sumur Zamzam. Jurhum tidak ingin keberadaan Zamzam itu diketahui dan dimanfaatkan suku lain setelah kepergian mereka.
Seiring berjalannya waktu dan dinamika geografis serta beberapa bencana alam, bekas sumur Zamzam tidak lagi tampak, betul-betul rata dengan tanah. Hingga berabad-abad. Sumur Zamzam hilang hingga mencapai kurun waktu 5 abad atau 500 tahun.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Setelah 500 tahun berselang, ada orang yang bernama Syaibah. Ia berhasil menemukan. Syaibah berasal dari keluarga yang terpandang dan disegani di Makkah.
Ayah Syaibah bernama Hasyim bin Abdu Manaf. Hasyim bin Abdul Manaf adalah berasal dari suku terpandang dan sangat dihormati di Makkah. Ibunya bernama Salma binti Amr. Ia berasal dari Bani Najjar, kelompok masyarakat dari suku Khazraj di Yatsrib, yang saat ini disebut Madinah.
Singkat kisah, ayah Syaibah, Hasyim bin Abdul Manaf meninggal saat berdagang di Syam (sekarang Palestina). Kala itu, Syaibah masih ada di dalam kandungan ibunya. Karena itu, tampuk kepemimpinan Mekkah lalu beralih ke tangan sang adik, yang bernama Muthalib.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Karena ayahnya telah tiada, Syaibah dibesarkan di Madinah oleh Salma ibunya, dan keluarganya. Ketika Syaibah berusia sekitar 8 tahun, Muthalib, paman sekaligus sang penguasa Makkah datang ke Madinah. Ia meminta izin untuk mengasuh Syaibah. Pada awalnya, Salma berat, tapi akhirnya Salma mengizinkan Syaibah untuk dibawa ke Makkah oleh Muthalib pamannya.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Muthalib kemudian membawa Syaibah ke Makkah. Saat tiba di Mekkah, tidak ada yang mengetahui bahwa Syaibah adalah keponakan Muthalib. Orang-orang Makkah mengira bahwa Syaibah adalah pelayan atau budak Muthalib. Karena itu, Syaibah mendapat nama panggilan baru. Orang memanggilnya Abdul Muthalib yang artinya pelayannya Muthalib.
Para jamaah, sampai di sini, sudah tidak lagi penasaran siapa itu Syaibah? Ya, Syaibah bin Hasyim itu adalah Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad Saw.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Kiprah Syaibah bin Hasyim atau Abdul Muthalib di Makkah, semakin berkibar. Perannya semakin penting bagi orang-orang Makkah. Ditambah lagi tampuk kepemimpinan Makkah yang semula dipegang oleh almarhum Muthalib, pamannya, kini berada padanya.
Pada masa kepemimpinannya, terjadi beberapa peristiwa penting, salah satunya ditemukannya kembali sumur Zamzam yang tersembunyi selama berabad-abad. Yang menemukan Zamzam itu Abdul Mutholib sendiri.
Sebelum menemukan kembali sumur zamzam, Syaibah bin Hasyim atau Abdul Muthalib beberapa kali bermimpi ditemui oleh sosok yang memerintahnya untuk menggali sumur zamzam. Setelah mendapat petunjuk yang jelas dari mimpinya, Abdul Muthalib menggali di lokasi yang dimaksud. Ia gali sumur Zamzam bersama putra satu-satunya, Al Harits.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Dikisahkan, sebelum menggali sumur Zamzam, Abdul Muthalib sempat bernazar. Apabila berhasil menemukan sumur Zamzam dan dikaruniai 10 anak, maka ia akan menyembelih salah satu anaknya sebagai persembahan kepada Tuhan.
Abdul Muthalib ternyata berhasil menemukan sumur Zamzam dan lagi, di kemudian hari ia benar-benar dikaruniai 10 anak. Setelah mempunyai 10 anak, Abdul Muthalib mengundi siapa yang akan disembelih. Ketika diundi, yang keluar selalu nama putra bungsunya, Abdullah. Padahal Abdullah adalah anak yang paling ia sayangi.
Beruntung, setelah menerima masukan dari Bani Makhzum dan para pembesar Quraisy, nazar Abdul Muthalib tidak jadi dilakukan. Mereka khawatir apabila penyembelihan terhadap Abdullah tetap dilakukan, akan menjadi tradisi bangsa Arab. Akhirnya, nazar Abdul Muthalib diganti dengan penyembelihan 100 unta, yang dagingnya dibagikan untuk masyarakat sekitar Mekkah. Jamaah Jumat rohimakumullah, siapa Abdullah itu? Dialah ayah Nabi Muhammad Saw.
Allah berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Jamaah Jumat rohimakumullah
Ada banyak kisah dari keluarga Nabi Muhammad yang kita belum tahu. Dari mimbar ini, kami berpesan, mari bersama-sama menggali pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan Nabi kita.
Malu rasanya kita mengaku umatnya Nabi Muhammad, sementara banyak kisah hidupnya kita tidak tahu. Malu rasanya kita menjadi umat Nabi Muhammad, sementara teladannya, tidak kita teladani. Malu rasanya kita ngaku umat kanjeng nabi, yang setiap tahun merayakan hari kelahirannya, tapi tidak bertambah hikmah apa-apa. Wallahua’lam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)
فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَ الْمُسلِمِيْنَ وَ المُجَاهِدِيْنَ فِي فَلِسْطِيْنَ. اللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِيْمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِهِمَ وَ وَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ. اللّٰهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ . اللّٰهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِيْنَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
 
                        